Ketika dunia berpikir bahwa tidak ada lagi alasan untuk mempercayai industri game, Illumination datang membuktikan mereka benar. Game VR bertajuk VR-Kanojo — yang secara kreatif diberi tanda hubung agar tampak baru — resmi ditunda setelah trailer perdananya membuat para fans bertanya-tanya apakah mereka harus memeriksakan matanya atau langsung mengubur harapan mereka.
Trailer yang Seharusnya Membakar Hype, Malah Membakar Retinamu
Bagi kamu yang tidak familiar, VR Kanojo adalah simulator VR legendaris dari tahun 2018, di mana kamu bisa berbicara, menyentuh, dan malu-malu dengan karakter 3D, sambil mempertanyakan seluruh keputusan hidup yang membawa kamu ke titik tersebut.
Fast forward ke 2025, mantan pekerja studio Illusion membentuk Illumination, bingung namanya terlihat mirip? Sama. Mereka memutuskan untuk membawa kembali kejayaannya lewat VR-Kanojo yang baru. Hanya satu masalahnya, visual game ini terlihat seperti seseorang yang tengah mencoba menggambar anime dengan sikunya.
Saat trailer gameplay perdana dirilis, yang seharusnya menjadi puncak kemenangan marketing, internet malah membanjiri komentar dengan kata-kata hangat seperti “kok kayak PS2?“, “lebih kinclong kulkas saya“, dan “saya merasa diserang secara visual“. Fans juga cepat mengingatkan bahwa VR Kanojo original masih lebih tajam dan mengundang syahwat.
Ditunda Peluncuran Gamenya
Baca Juga: 7 Fakta Menarik The Beginning After the End (TBATE), Manhwa Fantasi yang Wajib Kamu Baca
Menyadari bahwa mereka telah membangun sesuatu yang setara dengan Titanic tapi tanpa lambung kapal, Illumination akhirnya mengambil keputusan berani dengan menunda peluncuran VR-Kanojo.
Alih-alih meluncur pada tanggal 24 April 2025, VR-Kanojo kini dijadwalkan rilis di “musim panas 2025“. Tidak ada tanggal pasti, karena apa gunanya tanggal pasti jika gamenya saja bahkan belum layak ditatap? Menurut pernyataan mereka yang penuh rasa sakit dan air mata, mereka akan “memperbaiki detail” game tersebut sebelum rilis. Ini mungkin termasuk menambahkan tekstur ke objek yang selama ini hanya eksis dalam niat baik, dan memastikan karakter utamanya tidak terlihat seperti cosplay gagal dari karakter Mii di Nintendo Wii.
Sebuah Perjuangan Epik Melawan Realita
VR-Kanojo adalah bukti hidup bahwa di industri gaming modern, bahkan simulator pacaran virtual pun membutuhkan second chance. Karena apa artinya hidup jika bukan untuk mencoba lagi, gagal lagi, dan menunda lagi?
Momen ini juga mengajarkan kita bahwa tidak ada yang lebih VR dari perasaan kecewa yang begitu nyata. Saat kita menyaksikan trailer VR-Kanojo, Kita tidak hanya melihat grafis buruk. Kita melihat refleksi diri sendiri—seorang manusia yang telah berharap terlalu banyak dari sekumpulan piksel.
Sekarang, komunitas dipaksa untuk menunggu hingga musim panas tiba dengan kesabaran seperti seorang biksu Zen. Apakah VR-Kanojo akhirnya akan memenuhi ekspektasi? Atau apakah akan lahir kembali seperti burung phoenix, yang hanya memiliki tujuan untuk mati lagi karena kegagalan rendering?
Yang jelas, dalam beberapa bulan ke depan, dunia akan belajar satu hal penting, jika ingin membangkitkan kembali game lama, pastikan setidaknya visualnya tidak membuat orang ingin menyalakan lilin untuk mengenang masa lalu yang lebih baik.